Siapa yang teliti ulum hadith , dia akan dapati banyaknya sketsa ukhuwah rabbaniyah dalam kalangan muhaddithin . terutama dalam bab jarah wa ta'dil , untuk menilai thiqah seorang perawi . sekali sekala nampak seperti gelanggang perang , ibrah yang kita dapat adalah masyallah tingginya amanah seorang ilmuan agar warisan hadith Muhammad s.a.w terpelihara . Agar kehidupan ini sentiasa mendapat kawalan dan petunjuk yang sahih , setelah institusi hadith mendapat ancaman teruk ketika zaman fitnah mu'tazilah dan sekutunya
kembali kepada tajuk ukhuwah
Dalam Tahzibu at Tahzib karangan ibn Hajar al Asqalani ,
Ibn Mubarak , seorang pemimpin ulama' hadith telah menilai Fudhayl ibn Iyyadh sebagai seorang yang thiqah melalui komentarnya ;
" Apabila aku terlihat Fudhayl , kesedihanku kembali muncul . lantas aku membenci diriku "
" Menurutku , Fudhayl antara orang yang termulia di muka bumi ini "
" Fudhayl adalah seorang yang warak "
Ibn Mubarak dikenali sebagai sahabat rapat Fudhayl ibn Iyyad
begitulah secara ringkas apa yang dapat dipetik dari muqaddimah Muntalaq karangan Ahmad Ar Rasyid .
namun , sebuah teguran keras Ibn Mubarak kepada Fudhayl ibn Iyyad dalam buku yang sama pada bab Ahli Ibadah yang Bermain main membuatkan saya kagum ;
ia berupa sebuah surat yang dihantar sekembalinya Ibn Mubarak dari medan Tursus , dan debu masih belum tanggal lagi dari mantel perangnya .
wahai orang yang beribadat di dua tanah haram
jika kamu melihat kami , nescaya engkau akan mengetahui
bahawa engkau hanyalah bermain main dalam ibadah
orang orang itu membasahi pipinya dengan air mata
sedang tengkuk kami berlumuran dengan darah
dia memenatkan kudanya dalam sia sia
sedang kuda kuda kami penat dalam peperangan
engkau berbau harum dengan minyak wangi
sedang minyak wangi kami , adalah peluh kuda dan debu dari medan peperangan
telah datang pada kami sabda Nabi s.a.w
kata kata yang benar , tepat dan mustahil dusta
" tidak sama debu kuda Allah pada hidung seseorang dengan asap neraka yang menyala "
kitab Allah ini telah membekaskan pada kita , bahawa
" orang orang yang mati syahid itu tidak mati "
bukan satu dusta
inilah sketsa ukhuwah rabbaniyah yang saya maksudkan
inilah bukti cintanya al akh terhadap akhnya
indahkan ?
kembali kepada tajuk ukhuwah
Dalam Tahzibu at Tahzib karangan ibn Hajar al Asqalani ,
Ibn Mubarak , seorang pemimpin ulama' hadith telah menilai Fudhayl ibn Iyyadh sebagai seorang yang thiqah melalui komentarnya ;
" Apabila aku terlihat Fudhayl , kesedihanku kembali muncul . lantas aku membenci diriku "
" Menurutku , Fudhayl antara orang yang termulia di muka bumi ini "
" Fudhayl adalah seorang yang warak "
Ibn Mubarak dikenali sebagai sahabat rapat Fudhayl ibn Iyyad
begitulah secara ringkas apa yang dapat dipetik dari muqaddimah Muntalaq karangan Ahmad Ar Rasyid .
namun , sebuah teguran keras Ibn Mubarak kepada Fudhayl ibn Iyyad dalam buku yang sama pada bab Ahli Ibadah yang Bermain main membuatkan saya kagum ;
ia berupa sebuah surat yang dihantar sekembalinya Ibn Mubarak dari medan Tursus , dan debu masih belum tanggal lagi dari mantel perangnya .
wahai orang yang beribadat di dua tanah haram
jika kamu melihat kami , nescaya engkau akan mengetahui
bahawa engkau hanyalah bermain main dalam ibadah
orang orang itu membasahi pipinya dengan air mata
sedang tengkuk kami berlumuran dengan darah
dia memenatkan kudanya dalam sia sia
sedang kuda kuda kami penat dalam peperangan
engkau berbau harum dengan minyak wangi
sedang minyak wangi kami , adalah peluh kuda dan debu dari medan peperangan
telah datang pada kami sabda Nabi s.a.w
kata kata yang benar , tepat dan mustahil dusta
" tidak sama debu kuda Allah pada hidung seseorang dengan asap neraka yang menyala "
kitab Allah ini telah membekaskan pada kita , bahawa
" orang orang yang mati syahid itu tidak mati "
bukan satu dusta
inilah sketsa ukhuwah rabbaniyah yang saya maksudkan
inilah bukti cintanya al akh terhadap akhnya
indahkan ?
1 comment:
sangat indah :')
Post a Comment